Minggu, 30 November 2014

Kutipan

Pengertian Kutipan
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Tujuan Kutipan

Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu

Fungsi Kutipan

Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :

1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.

Prinsip-Prinsip Mengutip

Ada beberapa prinsip dalam mengutip seuatu tulisan atau karya, prinsip-prinsip tersebut diantaranya :

1.      Nama penulis ditulis pada bagian permulaan kalimat
Contoh: “Gordon (2006) melaporkan bahwa bahan dasar harus tersedia dengan cukup untuk menjamin kelancaran proses produksi”.

2.      Nama penulis ditulis pada tengah kalimat
Contoh: ”Meskipun komunikasi formal sangat penting bagi organisasi besar, seperti    dilaporkan oleh (Purwanto, 2006:134), namun kurang menguntungkan bagi sudut pandang individual maupun perusahaan”.

3.      Nama penulis ditulis pada akhir kalimat
Contoh: ”Salah satu keunggulan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya atau realiabilitas (Suzuki, 2000).”
                       
4.      Bila jumlah penulis ada 2 atau 3, maka semua nama penulis harus disebutkan dan dikutip dengan menggunakan kata “dan” atau tanda “&”.
Contoh: ”Menurut Evans dan Maxwell (2008:56) faktur pajak merupakan bukti pungutan   pajak dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan pajak masukan”.

5.      Bila terdapat enam atau lebih penulis, maka dikutip menggunakan et al atau dkk.
Contoh: ”Bauran Pemasaran atau Marketing Mix tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya” (Gitosudarmo   dkk, 1992:64).

6.      Seluruh kutipan menggunakan font yang sama dengan teks utama.

7.      Tahun yang tidak diketahui dikutip sebagai no date. Rujukan pada cetak ulang dikutip dengan tahun publikasi asli di dalam kurung siku.
Contoh: (Marx [1867] 1967, p. 90).

Jenis Kutipan

A. Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, misal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Contoh:
  •  Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).

  •  “Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta, sabtu (6/3).

  • “Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata , tangan, atau bagian tubuh lain . . . yang termasuk gerak manipuatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315).
  •  “Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk meraih ridha Allah SWT. Dan adalah Allah Maha Penyantun terhadap hamba hamba-Nya”. (Al-Baqarah:207).                            
  • Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.

B. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )


Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.

d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi

Contoh :
  • Alqur’an memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surrah arrum [30] ayat 22.
  • Dalam karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut hanya beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area masjid Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).
  • Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).

Cara Mengutip


Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.

1. Kutipan langsung
a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan dua spasi
* kutipan diapit dengan tanda kutip
* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak antar kutipan satu spasi
* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2. Kutipan tidak langsung
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan spasi rangkap
* kutipan tidak diapit tanda kutip
* sesudah selesai diberi sumber kutipan

3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.


Senin, 24 November 2014

Outline (Kerangka Karangan)

A.   Pengertian Outline (Kerangka Karangan) 

Pengertian Outline

Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Pengertian Karangan

Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.


B.   Manfaat & Fungsi Outline (Kerangka Karangan)

Manfaat Kerangka Karangan
  1. Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
  2. Membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
  3. Dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan  
  4. Pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. 
  5. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
  6. Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut sehingga membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda dengan fariasi yang diinginkan.  
  7. Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan. 

Fungsi Kerangka Karangan

           1.      Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis. 
           2.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
           3.      Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

C.   Pola Susunan Kerangka Karangan

      1.      Pola Ilmiah
       Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kenyataan yang nyata di alam.
·        Urutan waktu
Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contoh : Riwayat hidup


·        Urutan ruang
Mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasa digunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif.
Contoh : Meletusnya Gunung Berapi di Tanah Jawa.

·        Urutan topik yang ada
Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2.   Pola Logis
      Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan,
      mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada
      hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
·        Urutan klimaks dan antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.

·        Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.

·        Urutan pemecahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

·        Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

·        Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

·        Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.

D.   Macam dan Sayarat Kerangka Outline (Kerangka Karangan)

Macam-macam Kerangka Karangan
              1.      Berdasar Sifat Rinciannya:
               Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
                a) topiknya tidak kompleks
                b) akan segera digarap
               Kerangka Karangan Formal:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
               Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
          2.   Berdasar perumusan teksnya
   a)      Kerangka Kalimat
   b)      Kerangka Topik
   c)      Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

Syarat – Syarat Menyusun Kerangka Karangan
            1.      Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
            2.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
            3.      Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
            4.      Harus menggunakan simbol yang konsisten.

E.   Langkah – langkah Membuat Kerangka Karangan

      1.   Menentukan tema dan judul
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :         

·         Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
·         Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
·         Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
·        Judul tidak harus sama dengan topik.
·     Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
·    Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
·      Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
·     Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
·    Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi.
Contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.

           Syarat judul yang baik :
·     Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut. 
·   Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
·     Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
·       Tidak provokatif.

           Judul karangan yang baik :
·         singkat dan padat,
·         menarik perhatian, serta
·         menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.

Contoh : Upaya menurunkan risiko kemacetan di DKI Jakarta.
Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
·         Menanggulangi
·         Mengurangi
·         Menemukan
·         Meningkatkan
·         Mengoptimalkan
·         Mengevaluasi
·         Mengendalikan

      2.   Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

      3.   Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk-petunjuknya :
·         Hal penting semampunya.
·         Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
·         Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

      4.   Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut fungsi kerangka karangan :
·         Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
·         Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
·         Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
·     Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
·         Mengatur urutan gagasan
·         Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
·         Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

      5.    Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak di tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Begitu juga dengan pengembangannya.